Rabu, 16 Maret 2011

Update Artwork #1

update artworks saya nih..
namanya juga artist, mengungkapkan emosi dan perasaan melalui karya.hehe. mintak kripik pedesnya ya... ;)
artworks lainnnya, di http://raxanimasi.deviantart.com/

12 prinsip animasi

Seharusnya bahasan ini sudah ditulis dari awal-awal, kalau memang mau fokus menulis tentang animasi. Karena 12 prinsip ini krusial sekali dalam animasi. Tapi karena banyak bla bla bla, akhirnya baru sempat nulis tentang prinsip animasi. :P
Well, mumpung males belum datang lagi, mari dilanjut.... :)

Jadi, awalnya 12 prinsip dasar animasi ini diciptakan pada tahun 1930-an oleh eyang-eyang dari Walt Disney, yaitu eyang Ollie Johnston dan eyang Frank Thomas (pas itu, mereka masih muda), dan dikenalkan pertama kali pada tahun 1981 lewat buku mereka The Illusion of Life: Disney Animation. btw, gw lagi nyari2 hardcopy buku ini. ada yang punya?

Walaupun buku ini dibuat dari jaman baheula, bukan berarti ilmunya nggak relevan dengan animasi sekarang. Oke lah, 12 prinsip ini diciptakan untuk mendukung pembuatan animasi tradisional jaman itu. Namun, sampai saat ini pun, 12 prinsip dasar animasi masih sangat relevan untuk diaplikasikan pada animasi komputer sekalipun.

ke 12 Prinsip Dasar Animasi, adalah:
1. Timing
2. Slow in dan Slow out (kalo ga salah, istilahnya adalah spacing)
3. Arcs
4. Straight ahead action dan Pose to pose
5. Squash dan stretch
6. Anticipation
7. Follow through dan overlapping action
8. Staging
9. Exaggeration
10. Secondary action
11. Appeal
12. Solid drawing

ke 12 prinsip itu tadi, tidak harus semua-muanya di aplikasikan sekaligus ke setiap bentuk animasi. Jadi, jangan dianggap 12 prinsip dasar ini sebagai todo list, ketika beranimasi. Namun, jadikan ini sebagai panduan. Beberapa action dalam animasi, mungkin hanya membutuhkan beberapa prinsip saja dari ke 12 prinsip di atas.

Semuanya sih penting. Namun menurut saya, ada beberapa prioritas yang harus diutamakan dari ke 12 prinsip di atas. Dan list diatas, saya tulis berdasarkan prioritas saya.hehe :P

Pembahasannya menyusul.
InshaAllah, nanti saya bahas satu persatu (biar post-nya banyak :P )...
semoga bermanfaat :)

Bahasa Gaul "Daerah"

Kata adalah salah satu jalan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan kata, pesan yang diterima komunikan akan lebih mudah dimaknai dan proses komunikasi lebih efektif. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa komunikasi verbal juga membutuhkan dukungan dari komunikasi nonverbal. Pasalnya, kata-kata yang diucapkan tanpa ekspresi wajah, kinesics, ataupun symbol-simbol lain, makna yang disampaikan akan sedikit lebih sulit diterima dan dimaknai oleh komunikator.


Tidak hanya itu, lingkungan social juga mempunyai andil yang cukup besar dalam konteks penyampaian dan penerimaan pesan. Apalagi jika sudah menyangkut budaya sehari-hari. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai beragam budaya dan bahasa. Jangankan di seluruh Indonesia, wong yang seprovinsi saja sudah bisa dilihat perbedaan bahasa dan budayanya.

Salah satu ekspresi verbal yakni bahasa, mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam masyarakat. Dari bahasa daerah sampai pada bahasa gaul yang semakin hari semakin banyak dan bertambah kosakatanya, dan dari cara memilih kata dan bahasa sampai cara menyampaikannya pun ada etikanya sendiri-sendiri. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahasa gaul yang semakin eksis di masyarakat, khususnya kawula muda. Yang akan diulas disini bukan bahasa gaul versi Debby Sahertian yang cenderung “Jakartasentris atau betawi” tetapi bahasa gaul “daerah” di beberapa kota di pulau Jawa.

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, “Mengapa memilih bahasa gaul daerah yang dibahas?” Alasannya sederhana. Karena bahasa gaul sendiri tidak hanya berkembang di Jakarta yang pada akhirnya “menasional”, tetapi ternyata di beberapa daerah di Indonesia mempunyai bahasa gaul mereka yang cukup unik dan menarik untuk dibahas. Alasan kedua adalah untuk mengetahui bagaimana bahasa dan kebiasaan yang digunakan oleh masyarakat khususnya kawula muda di daerah yang berbeda, dengan tujuan untuk lebih mengenal budaya mereka. Sehingga ketika suatu saat kita berkunjung ke tempat tersebut, minimal kita sudah mempunyai bekal untuk berkomuniaksi dengan budaya yang ada.

Bahasa gaul secara umum, pada awalnya merupakan bahasa prokem atau okem -sebutan gaul untuk kata “preman” setelah mendapat tambahan ko-. Mereka menggunakan kata-kata “rahasia” agar percakapan mereka tidak diketahui oleh orang lain. tetapi semakin sering dan semakin lama komunitas preman tersebut menggunakan kata-kata “rahasia” ini, maka lingkungan sekitarnya jadi paham maksud kata-kata tersebut. Akhirnya, kata-kata “rahasia” preman itu tersebar dan justru menjadi bahasa gaul. Begitu juga dengan bahasa gaul “daerah” yang kebanyakan juga berasal dari bahasa preman.

Inilah beberapa bahasa gaul “daerah” yang biasa dipakai oleh kalangan mudanya :

1. Di kota Malang

Di kota Malang, bahasa gaul yang digunakan adalah