Kata adalah salah satu jalan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan kata, pesan yang diterima komunikan akan lebih mudah dimaknai dan proses komunikasi lebih efektif. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa komunikasi verbal juga membutuhkan dukungan dari komunikasi nonverbal. Pasalnya, kata-kata yang diucapkan tanpa ekspresi wajah, kinesics, ataupun symbol-simbol lain, makna yang disampaikan akan sedikit lebih sulit diterima dan dimaknai oleh komunikator.
Tidak hanya itu, lingkungan social juga mempunyai andil yang cukup besar dalam konteks penyampaian dan penerimaan pesan. Apalagi jika sudah menyangkut budaya sehari-hari. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai beragam budaya dan bahasa. Jangankan di seluruh Indonesia, wong yang seprovinsi saja sudah bisa dilihat perbedaan bahasa dan budayanya.
Salah satu ekspresi verbal yakni bahasa, mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam masyarakat. Dari bahasa daerah sampai pada bahasa gaul yang semakin hari semakin banyak dan bertambah kosakatanya, dan dari cara memilih kata dan bahasa sampai cara menyampaikannya pun ada etikanya sendiri-sendiri. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahasa gaul yang semakin eksis di masyarakat, khususnya kawula muda. Yang akan diulas disini bukan bahasa gaul versi Debby Sahertian yang cenderung “Jakartasentris atau betawi” tetapi bahasa gaul “daerah” di beberapa kota di pulau Jawa.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, “Mengapa memilih bahasa gaul daerah yang dibahas?” Alasannya sederhana. Karena bahasa gaul sendiri tidak hanya berkembang di Jakarta yang pada akhirnya “menasional”, tetapi ternyata di beberapa daerah di Indonesia mempunyai bahasa gaul mereka yang cukup unik dan menarik untuk dibahas. Alasan kedua adalah untuk mengetahui bagaimana bahasa dan kebiasaan yang digunakan oleh masyarakat khususnya kawula muda di daerah yang berbeda, dengan tujuan untuk lebih mengenal budaya mereka. Sehingga ketika suatu saat kita berkunjung ke tempat tersebut, minimal kita sudah mempunyai bekal untuk berkomuniaksi dengan budaya yang ada.
Bahasa gaul secara umum, pada awalnya merupakan bahasa prokem atau okem -sebutan gaul untuk kata “preman” setelah mendapat tambahan ko-. Mereka menggunakan kata-kata “rahasia” agar percakapan mereka tidak diketahui oleh orang lain. tetapi semakin sering dan semakin lama komunitas preman tersebut menggunakan kata-kata “rahasia” ini, maka lingkungan sekitarnya jadi paham maksud kata-kata tersebut. Akhirnya, kata-kata “rahasia” preman itu tersebar dan justru menjadi bahasa gaul. Begitu juga dengan bahasa gaul “daerah” yang kebanyakan juga berasal dari bahasa preman.
Inilah beberapa bahasa gaul “daerah” yang biasa dipakai oleh kalangan mudanya :
1. Di kota Malang
Di kota Malang, bahasa gaul yang digunakan adalah