"Keterbacaan" ide dalam film animasi ditentukan oleh dua faktor:
1. Tekhnik stagging dan layout yang bagus memungkinkan setiap adegan dan aksi yang penting dapat disajikan secara jelas dan efektif.
2. Pengaturan waktu atau timing yang efektif agar penonton memiliki waktu cukup untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi, menyaksikan aksi tersebut, dan bereaksi terhadap aksi itu. Jika waktu yang disediakan untuk hal-hal itu terlalu banyak, maka aksi atau adegan film akan terasa lambat dan konsentrasi penonton bisa terpecah. Sebaliknya, jika waktu yang dialokasikan tidak cukup, salah-salah akan ada gerakan atau aksi yang berlangsung dan selesai terlalu cepat sebelum penonton memahaminya, akibatnya ide yang dihadirkan menjadi sia-sia.
Untuk memahami kedua faktor tersebut dengan benar, anda harus mengerti cara berpikir para penonton. Seberapa cepat atau lambatkah mereka bereaksi? Berapa lama waktu mereka perlukan untuk mencerna suatu ide? Seberapa cepat mereka menjadi bosan? Semua itu memerlukan pengetahuan tentang cara manusia bereaksi ketika mereka menyimak suatu cerita. Perlu pula diingat bahwa reaksi masing-masign penonton tidak sama. Sebagai contoh, pengaturan waktu atau timing untuk film pendidikan anak-anak harus lebih lambat daripada film yang dikonsumsi oleh orang dewasa, yang mampu berpikir lebih cepat.
Animasi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari hiburan, iklan, industri hingga pendidikan dan dapat disajikan dalam format pendek hingga format panjang seperti film-film feature. Selain itu, untuk setiap tipe animasi diperlukan teknik timing yang berbeda pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar