Senin, 09 Mei 2011

Why do stars fall fom sky..?





Dia tidak tahu, apakah gadis yang selama itu dia perhatikan menyadari keberadaannya di sana. Ruang kelas yang kecil itu penuh dengan pria dan wanita berpakaian seragam coklat. Walau satu dua orang terlihat berbeda warna. Dia, yang saat itu berada di tengah-tengah kerumunan yang duduk bersila menghadap ke arah yang sama, juga mengenakan pakaian coklat itu. Fokusnya terpecah, antara sang gadis, dan briefing yang diberikan oleh salah satu diantara orang-orang itu. Nampaknya sang gadis menyadari, atau mungkin tidak, bahwa dia sedang diperhatikan.


Pos telah terbagi. Pertanda kegiatan malam itu akan segera dilaksanakan. Dia agak kecewa, karena setelah itu mungkin dia tak lagi bisa memandang sang gadis. Pos mereka berbeda. Namun, dia tidak menyadari, bahwa hari itu bukanlah hari buruk baginya. Karena tanpa dia duga, sang gadis memintanya agar dapat menemaninya malam itu, di pos yang sama. Seketika dia merasa malam itu lebih cerah daripada pagi hari. Kebahagiaan yang dirasakannya melebihi kebahagiaan puluhan bar cokelat. dan tentu saja dengan sangat ringan mulutnya berucap iya.


Setengah lusin muda mudi berseragam coklat terlihat berkumpul di sebuah pos tak jauh dari pemberangkatan. Langit malam itu terlihat cerah hampir tanpa awan. Tetapi, seakan-akan sinar bulan hanya menerangi dua diantara enam. Dua yang duduk bersebelahan beralaskan jas hujan. Dua yang merasa dunia hanya ada mereka saat itu. Dua yang salah satunya adalah dia, dan gadis itu.

Dia merasa ada udara hangat yang mengalahkan dinginnya malam itu. Seakan setiap inderanya menolak semua hal buruk dan menangkap yang baik saja. Rasa hangat dan lembut dia rasakan mengalir dari sebuah suara dan masuk ke dalam telinganya. Berdua, mereka saling bercerita. Sang gadis menceritakan banyak hal padanya. Dan itu membuatnya merasa semakin nyaman. Seandainya, sesosok dementor melintas di depannya sekalipun, dia tidak akan merasakan kehadirannya. Karena kebahagiaan sedang memenuhi hatinya saat itu, menyingkirkan semua keputus asaan dan kesedihan masa lalu.


Sejenak obrolan keduanya terputus. Waktu seakan berjalan sangat lambat ketika mereka berdua menatap langit yang sama. Melihat bintang-bintang yang sama. Dan dengan sangat ringan, sebuah kalimat meluncur dari mulutnya yang tidak menyembunyikan senyum sedikitpun "Why do stars fall from sky?". Sekejap melirik, sambil tersenyum sang gadis pun menjawab "Because like me, they want to be near you". Seketika serasa dunia milik mereka berdua, hanya berdua, tak ada orang lain, setan pun tidak.

Dia merasa malam itu adalah malam paling indah di dalam hidupnya. Setidaknya, yang pernah dia alami selama itu. Tak henti-hentinya dia menatap sesosok indah ciptaan Tuhan yang kini tertidur di sebelahnya. Sesekali otot wajahnya membentuk senyuman. Dia tidak merasa keberadaan empat yang lain diantara mereka. Dia tak mendengarkan obrolan empat yang lain, karena semua inderanya dipenuhi kebahagiaan menikmati moment itu tanpa melewatkannya sedetikpun untuk yang lain. Jika waktu dapat dia permainkan, maka pastilah dia tak ingin malam itu segera berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar